SUARATIMES,- Sebanyak lima puluh ribu tujuh puluh empat santri Pondok Pesantren Al-fatah Temboro dijadwalkan kembali datang kepondok .kedatangan santri diatur bertahap pada tanggal 12-14 Mei 2022 dari luar Jawa, Sumtera, dan Indonesia bagian Timur, karena Santri harus tiba di Pondok Pesantren 15 Syawal 1443 Hijriah / 16 Mei 2022.
Berdasarkan data yang diterima suaratimes, jumlah keseluruhan santri Al-Fatah Temboro mencapai 50.074 Orang Santri sedangkan jumlah santri dari Luar Negeri 462 orang terdiri dari Negara Papua Nugini, Singapura, Malaysia, Vietnam, New zerland, Kamboja, Thailand dan Mesir.
Jumlah Santri Pondok Pusat dan Cabang Keseluruhan 50.074 Orang Santri.
Pondok Pusat : 26.772 (Beserta Pengajar)
Pondok Cabang : 23.302 (Santri) 2.384 (Pengajar) sedangkan Jumlah Pondok Cabang 261 Pondok.
Perkiraan, kedatangan santri per harinya sekitar 5.000 sampai 8.000 Kembalinya santri ke pondok dikoordinir oleh Konsulan di masing masing daerah asal santri.
Mulai tanggal 15 Mei seluruh santri sudah mulai kembali ke pondok pesantren. Namun kembalinya santri diatur bertahap.
Pondok Pesantren Al-Fatah ini didirikan melalui dua periode :
1. Periode Perintis
2. Periode Pembangunan.
1. PERIODE PERINTIS
Pada saat periode ini, didirikanlah sebuah masjid yang diberi nama Al-Fatah, tepatnya pada tanggal 1 mei 1939. sebelumnya sudah ada bangunan yang berupa langgar yang didirikan pada tahun 1930. Pada tahun1953, KH. Shidiq membongkar rumahnya sendiri (milik pribadi) sebagai modal utama untuk membangun pondok pesantren, sehingga terjadilah pondok yang terdiri dari 12 lokal/kamar yang hanya cukup menampung 50 orang santri. Pelayanan pendidikan terhadap santri-santri praktis tidak mencukupi jika di tangani oleh Bapak Kyai sendiri, maka Bapak Kyai memerlukan bantuan santri seniornya antara lain: H.Mahmud, H. Abu Bakar, Junaidi, dll.
Kyai Haji Shidiq mencita-citakan salah seorang putra sulungnya yang bernama Mahmud agar kelak menjadi Kyai, maka pada tahun 1949, Mahmud disuruh belejar mengaji di pondok pesantren Sobontoro, kemudian di Bacem Madiun, Termas Pacitan, yang terakhir di Tebu Ireng Jombang, kemudian disuruh pulang oleh ayahnya untuk membantu mengajar dan sekaligus dididik sebagai calon Kyai pengganti ayahnya. Pada tahun 1956 Kyai Shidiq Wafat dalam usia kurang lebih 62 Th dan perjuangannya diteruskan oleh putranya yaitu KH. Mahmud. Sepeniggalnya KH. Shidiq, KH. Mahmud semakin berat bertanggung jawab terhadap kehidupan masyarakat dibidang mental spiritual, kemudian KH. Mahmud segera merencanakan suatu program kerja jangka pendek dan jangka panjang.
Program jangka pendek diantaranya, membina santri-santri sebagai kader-kader utama yang sanggup bekerja dan beramal disamping menambah sistem pendidikan selain sorogan.
Kemudian dibentuklah Pengurus Pondok Pesantren diantaranya:
-Bpk.H.Abu Bakar sebagai Ketua.
-Bpk.Mukhtar sebagai skretaris.
-Bpk.Junaidi sebagai Bendahara dst.
Program jangka panjang diantaranya mendirikan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Diniyah Miftahut Tholibin, Madrasah Wajib Belajar dan Madrasah-Madrasah lainnya yang telah dicita-citakan sejak tahun 1956.
2. PERIODE PEMBANGUNAN.
Dalam Periode Pembangunan ini usaha yang dilaksanakan antara lain;
A. Mendirikan Gedung Madrasah.
B. Menambah Gedung Pondok.
C. Membuka Madrasah Tsanawiyah.
D. Membuka PGA dan Penegrianya.
E. Perluasan Masjid Al-Fatah
F. Membangun Gedung Aula dan gedung tingkat dua.
G. Mendirikan Pondok Putri.
H. Al-Fatah mulai berbadan hukum.
I. Mendirikan SMA dan SMP AL-Fatah
Y. Mendirikan MTS dan MA AL-Fatah.
K. Tahfidhul Qur’an.
L. Usaha Perluasan DA’WAH Islamiah, dan fikir Umat.
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan dan terimakasih
Wassalamu’alaikum wr. wb.
(Redaksi)